Infrastruktur dan sarana merupakan salah satu faktor penting dalam
proses usahatani, diantaranya infrastruktur irigasi. Infrastruktur
irigasi sangat menentukan ketersediaan air yang berdampak langsung
terhadap kualitas dan kuantitas tanaman khususnya padi.
Pemberian air irigasi dari hulu (upstream) sampai dengan hilir
(downstream) memerlukan sarana dan prasarana irigasi yang memadai.
Sarana dan prasarana tersebut dapat berupa: bendungan, bendung, saluran
primer dan sekunder, box bagi, bangunan-bangunan ukur, dan saluran
tersier serta saluran tingkat usaha tani (TUT). Rusaknya salah satu
bangunan-bangunan irigasi akan mempengaruhi kinerja sistem yang ada,
sehingga mengakibatkan efisiensi dan efektifitas irigasi menjadi
menurun. Apabila kondisi ini dibiarkan terus dan tidak segera diatasi,
maka akan berdampak terhadap penurunan produksi pertanian yang
diharapkan, dan berimplikasi negatif terhadap kondisi pendapatan petani
dan keadaan sosial, ekonomi disekitar lokasi.
Demikian halnya dengan jaringan irigasi yang terletak di Dusun Nangorak
Desa Margamekar Kecamatan Sumedang Selatan, jaringan irigasi yang
mengairi areal pesawahan di sekitar Dusun Nangorak dengan jumlah areal
yang mendapat pelayanan irigasi dari jaringan irigasi ini mencapai lebih
dari 100 Ha, mengalami kerusakan dimana-mana, bangunan lining, dan
box-box pembagi sudah mengalami kebocoran dan sebagian roboh, selain itu
kondisi di beberapa titik berpotensi mengakibatkan kelongsoran yang
mengancam pemukiman penduduk.
Memperhatikan kondisi tersebut Kelompok Tani "Cipta Tali Wargi"
di bantu oleh Penyuluh Pertanian dan dari pihak UPTD Bina Usaha
Pertanian setempat mengajukan proposal permohonan dana bantuan untuk
melakukan rehabilitasi jaringan irigasi, dan pada Tahun 2012 Kelompok
Tani Cipta Tali Wargi mendapat bantuan dari Dana Bantuan Sosial Tugas
Pembantuan Kementerian Pertanian RI beruta Dana untuk Kegiatan
Pengembangan Jaringan Irigasi (Rehabilitasi Jaringan Irigasi), melalui
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Sumedang.
Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi ini di mulai pada
Bulan April sampai dengan Bulan Juli 2012, dilaksanakan secara
swakelola/ gotong royong para anggota kelompok tani dengan di bimbing
oleh petugas terkait dari penyuluh, dan dari Dinas Pertanian, kegiatan
ini juga mendapat dukungan penuh dari masyarakat setempat sehingga dana
yang tersedia dapat dipergunakan dengan optimal.
Dari dana yang ada maka terbangun jaringan irigasi, berupa : Rehab
Lining, Rehab Box Pembagi, Rehab Terjunan dan panjang jaringan irigasi
yang terbangun mencapai lebih dari 300 meter.
Dengan Kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi ini diharapkan kebutuhan
air irigasi sewcara kualitas dan kuantitas dapat lebih terjamin sehingga
dapat membantu dalam mengembangkan usaha tani dan akhirnya dapat
meningkatykan pendapatan serta kesejahteraan petani.
0 komentar :
Posting Komentar