Minggu, 29 Desember 2013
PANEN DAN PASCA PANEN PADI SAWAH
Penanganan panen dan pasca panen
tanaman pangan perlu mendapat perhatian karena kehilangan hasil dalam produksi
pangan seperti padi dapat mencapai 12-20%. Pemanenan padi harus dilakukan pada saat
yang tepat karena panen yang terlalu cepat dapat menyebabkan kualitas butir
gabah menjadi rendah, yaitu banyak butir hijau atau butir berkapur. Untuk lebih
memastikan padi sudah siap panen adalah dengan cara menekan butir gabah. Bila
butirannya sudah keras berisi maka saat itu paling tepat untuk dipanen
Pemanenan hasil untuk keperluan
konsumsi (untuk dimakan), dilakukan pada tingkat masak kuning, sedangkan
pemanenan hasil yang dimaksudkan untuk keperluan benih, dilakukan pada tingkat
masak penuh
PANEN DAN PASCA PANEN PADI SAWAH
Penanganan panen dan pasca panen
tanaman pangan perlu mendapat perhatian karena kehilangan hasil dalam produksi
pangan seperti padi dapat mencapai 12-20%. Pemanenan padi harus dilakukan pada saat
yang tepat karena panen yang terlalu cepat dapat menyebabkan kualitas butir
gabah menjadi rendah, yaitu banyak butir hijau atau butir berkapur. Untuk lebih
memastikan padi sudah siap panen adalah dengan cara menekan butir gabah. Bila
butirannya sudah keras berisi maka saat itu paling tepat untuk dipanen
Pemanenan hasil untuk keperluan
konsumsi (untuk dimakan), dilakukan pada tingkat masak kuning, sedangkan
pemanenan hasil yang dimaksudkan untuk keperluan benih, dilakukan pada tingkat
masak penuh.
Rabu, 25 September 2013
SEKOLAH LAPANG INDIKASI GEOGRAFIS (SL-IG) TEMBAKAU
Komoditas tanaman perkebunan unggulan di Kabupaten Sumedang salah satunya adalah tembakau. Tanaman tembakau diusahakan di 25 kecamatan dengan luas areal tanam berkisar antara 2200 - 2750 hektar per tahun (data 5 tahun terakhir).
Guna mempertahankan keistimewaan dan kekhasan tembakau dari Kabupaten Sumedang
Selasa, 09 Juli 2013
Budi Daya Pisang
I. PENDAHULUAN
Pisang
adalah tanaman buah , sumber vitamin, mineral dan karbohidrat. Di
Indonesia pisang yang ditanam baik dalam skala rumah tangga ataupun
kebun pemeliharaannya kurang intensif. Sehingga, produksi pisang
Indonesia rendah, dan tidak mampu bersaing di pasar internasional. Untuk
itu PT. NATURAL NUSANTARA merasa terpanggil untuk membantu petani
meningkatkan produksi secara kuantitas, kualitas dan kelestarian (Aspek
K-3).
II. SYARAT TUMBUH
2.1. Iklim
a. Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung pertumbuhan pisang. Namun demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah subtropis.
b. Kecepatan angin tidak terlalu tinggi.
c. Curah hujan optimal adalah 1.520 - 3.800 mm/tahun dengan 2 bulan kering.
II. SYARAT TUMBUH
2.1. Iklim
a. Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung pertumbuhan pisang. Namun demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah subtropis.
b. Kecepatan angin tidak terlalu tinggi.
c. Curah hujan optimal adalah 1.520 - 3.800 mm/tahun dengan 2 bulan kering.
3 Makanan Pengganti Nasi
INGAT, bila si kecil memang sudah tidak mau melumat nasi, atau memakan
makanan yang berbahan dasar nasi seperti lontong ataupun bubur.
Janganlah memaksanya lagi!
Buang jauh-jauh amarah dan ketakutan yang tiada berujung. Karena tidak memakan nasi, bukan berarti buah hati kita akan kurus dan sakit karena kekurangan asupan gizi. Karena kita bisa memberi makanan pengganti yang bernilai gizi sama. Sebut saja sagu, kentang, jagung, singkong, roti, mie, havermout, atau makaroni. Sagu
Buang jauh-jauh amarah dan ketakutan yang tiada berujung. Karena tidak memakan nasi, bukan berarti buah hati kita akan kurus dan sakit karena kekurangan asupan gizi. Karena kita bisa memberi makanan pengganti yang bernilai gizi sama. Sebut saja sagu, kentang, jagung, singkong, roti, mie, havermout, atau makaroni. Sagu
Pembuatan Mikro Organisme Lokal (MOL)
Mol atau mikroorganisme lokal dapat digunakan sebagai bioaktivator dalam
pembuatan kompos atau dapat langsung si aplikasikan terhadap tanaman
Bahan dan alat:
1.Batang pisang yang sudah busuk 2 genggam.
2.air panas/hangat 5 L.
3.air biasa 5 L.
4.terasi 1/4 kg.
5.gula pasir 1/2 kg.
6.dedak 1 genggam.
7.ember + tutup (kapasitas 15 L).
8.bambu pengaduk.
cara pembuatan:
1. rendam dan peras batang pisang ke dalam air biasa sehingga sari pati bercampur dengan air, dan sisakan sedikit serat pisang di dalam air.
2. campurkan air panas, terasi, gula pasir, aduk merata tunggu hingga air mendingin.
3. campurkan larutan serat pisang dan air panas (sudah dingin) ke ember, tambahkan dedak, aduk-aduk.
4. tutup ember dengan rapat, biarkan selama 10 hari.
5. setelah 10 hari cek kondisi MOL, jika sudah bau, dan muncul gelembung2 udara, berarti MOL sudah jadi dan dapat dipergunakan.
6. penghilang bau dapat digunakan nanas yang telah dihancurkan sebelumnya.
Bahan dan alat:
1.Batang pisang yang sudah busuk 2 genggam.
2.air panas/hangat 5 L.
3.air biasa 5 L.
4.terasi 1/4 kg.
5.gula pasir 1/2 kg.
6.dedak 1 genggam.
7.ember + tutup (kapasitas 15 L).
8.bambu pengaduk.
cara pembuatan:
1. rendam dan peras batang pisang ke dalam air biasa sehingga sari pati bercampur dengan air, dan sisakan sedikit serat pisang di dalam air.
2. campurkan air panas, terasi, gula pasir, aduk merata tunggu hingga air mendingin.
3. campurkan larutan serat pisang dan air panas (sudah dingin) ke ember, tambahkan dedak, aduk-aduk.
4. tutup ember dengan rapat, biarkan selama 10 hari.
5. setelah 10 hari cek kondisi MOL, jika sudah bau, dan muncul gelembung2 udara, berarti MOL sudah jadi dan dapat dipergunakan.
6. penghilang bau dapat digunakan nanas yang telah dihancurkan sebelumnya.
LAHAN PEKARANGAN MENDUKUNG SWASEMBADA BERAS NASIONAL
Ditengah
semakin menyempitnya lahan pertanian, lahan pekarangan dapat dijadikan
sebagai salah satu lahan pertanian yang dapat membantu menunjang
tercapainya swasembada beras yang mana pada lahan pekarangan dapat
ditanami tanaman padi pada media ember, seperti pengalaman kami di Desa
Ganeas, Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang, selain memanfaatkan lahan
pekarangan petani juga dapat belajar mengamati lebih dalam mengenai
kebutuhan hidup tanaman padi termasuk OPT nya secara langsung dan
berkelanjutan.
Teknis budidaya padi ember yang kami lakukan;
Alat dan Bahan
Alat :
- Ember
- Cangkul
Bahan :
- Kompos hasil fermentasi
- Lumpur
- Benih
- Air
- MOL
Cara
- Siapkan alat dan bahan
- Masukan kedalam ember sebanyak ¾ bagian ember (ember tidak bocor)
- Buat permukaan tanah bagian tengah sedikit menonjol keatas agar mudah dalam pengaturan air pada saat vegetative
- Rendam dengan air selama 1 minggu
- Setelah satu minggu, media siap ditanami
- Cara menanam dilakukan dengan tanam pindah atau dapat juga dengan tanam benih langsung
- Tanam benih 1 – 3 benih per ember, jika menanam lebih dari 1 benih penanamnya terpisah satu sama lain
- Pada saat vegetative pengairan dilakukan 1 : 3 atau 2 : 5 artinya 1 hari diairi 3 hari kering atau 2 hari diairi 5 hari kering, atau dapat juga disesuaikan dengan kondisi iklim
- Pada saat tanaman primordia tanaman mulai banyak membutuhkan air, pada saat itu tanaman padi pada media ember harus terus diberi air hingga 2 minggu menjelang panen
- Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk organic
- Pemupukan dilakukan dengan cara menyiram bagian permukaan tanah menggunakan larutan MOL dedaunan hijau pada saat vegetative dan menggunakan larutan MOL Buah-buahan pada saat menjelang promordia, pemberian pupuk MOL dilakukan sebanyak 6 kali dengan interval waktu 10 hari sekali
- Pengendalian hama penyakit dilakukan dengan menyemprotkan kebagian tanaman dengan menggunakan pestisida nabati
- Potensi hasil yang diambil rata-rata adalah 100 gram GKP/ember
By : Gungun THL-TBPP Ganeas
Langganan:
Postingan
(
Atom
)